Kamis, 11 November 2010

Kau Menyadarkanku Akan Arti Sebuah Kehidupan

Kesunyian, kesepian, kesendirian adalah semua hal yang perah kualami. Aku tak ingin menyalahkan diriku sendiri karena sifatku yang tertutup ini. Aku Claire, seorang gadis yang sedang beranjak dewasa. Aku memang mempunyai kebiasaan yang sedikit aneh menurut teman-temanku. Aku lebih suka menceritakan apa yang kurasakan di buku jurnalku dibanding menceritakannya dengan orang lain yang belum tentu bisa mengerti apa yang kurasakan.

Ayahku memang seorang pengusaha sebuah perusahaan yang besar, tetapi aku tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapapun karena takut orang lain menganggapku sombong. Aku terkadang heran dengan anggapan orang-orang yang mengira bahwa kehidupanku adalah kehidupan yang sempurna, penuh dengan kemewahan dan serba ada. Padahal, sesungguhnya, aku yang menjalani kehidupan ini merasa biasa saja. Malah aku merasakan kebebasanku telah terkekang oleh keadaan tersebut.

Banyak temanku yang mengatakan bahwa aku memiliki sifat yang sangat tertutup dan sedikit sulit bersosialisasi bersama mereka. Tetapi bagiku, itu adalah jati diriku yang tak bisa diusik oleh orang lain sedikitpun. Aku tak peduli apa yang orang lain katakan tentang diriku.

Terkadang hal tersebut manjadi masalah baru bagiku. Takjarang aku terjerat masalah yang rumit karenanya. Tetapi, aku masih memiliki seorang sahabat yang selalu setia menemaniku disaat senang maupun sedih. Dia adalah Vivi, orang yang terbaik yang pernah kutemui kupikir. Hanya Vivi yang mengetahui lika-liku kehidupanku. Dia adalah sahabat yang bisa kupercaya. Tak ada satupun rahasiaku yang pernah kuceritakan padanya diketahui orang lain. Kamipun bersekolah di sekolah yang sama.

Kehidupanku dan Vivi berjalan semestinya remaja yang beranjak dewasa. Sering kami habiskan waktu bersenang-senang berdua. Tetapi, Vivi sedikit berbeda dariku. Ia memiliki kehidupan yang bebas, tak terkekang oleh keadaan keluarga. Dan sifatnyapun terbuka dan bisa menerima siapa saja. Kelebihan Vivi kadang membuatku iri. Tetapi walau dicoba beberapa kalipun, aku tidak akan bisa menyaingi Vivi.

Sekolahku bukanlah sekedar tempat untuk menuntut ilmu bagiku, tetapi juga tempat dimana aku bisa melatih keberanian diriku.

Kehidupan di sekolah berjalan biasa saja sampai timbulah saat yang sulit bagiku. di akhir semester pertama, Vivi menceritakan padaku satu masalah yang sedang keluarganya hadapi.

“Claire, apakah yang bisa kamu lakukan apabila kamu dam keluargamu terjerat dua masalah yang rumit dalam satu waktu?” Tanya Vivi.

Akupun menjawab “Ada apa, Vi? Tidak biasanya kamu menanyakan hal seperti itu padaku. Mungkin aku akan melakukan semua yang aku bisa untuk menyelesaikan masalah tersebut.” “Setidaknya aku mencoba tidak terbawa beban oleh masalah itu.” Aku berusaha untuk menenangkan Vivi dengan perkataanku.

“Claire, aku sangat sedih. Saham perusahaan milik ayahku bangkrut. Dan ayahku, tentunya keluargaku rugi karenanya. Dan sekarang, ayah sedikit keberatan menanggung biaya sekolahku.” Ucap Vivi dengan nada lirih. “sepertinya tak lama lagi aku akan pindah sekolah karenanya.”

Akupun merasa iba dengan apa yang menimpa Vivi. Aku, selaku sahabatnya turut merasakan apa yang ia derita. Di dalam pikiranku, aku bertanya, “apa yang seharusnya aku perbuat untuk Vivi? Apakah aku bisa melakukan sesuatu untuk membalas budi baiknya selama ini padaku?” Disamping itu aku merasa sangat lemah. Aku selalu ditolong Vivi apabila kesusahan. Kini, saat Vivi sedang terbelit masalah, malah aku tidak tahu apa yang sebaiknya kuperbuat.

“Vivi, aku berjanji akan membantumu menghadapi cobaan ini. Sabarlah, temanku. Aku yakin kau bisa menghadapinya dengan tegar!” bisikku padanya.

Pulang sekolah, aku memninta supirku mengantar aku dan Vivi pergi ke suatu tempat. Aku ingin sekali menghiburnya. Aku membawanya ke suatu taman tempat kami bermain dulu. Aku membawanya kesana agar Vivi bisa melupakan sejenak keluh kesahnya.

Di taman, aku dan Vivi pun hanya duduk-duduk saja di bangku dibawah sebuah pohon besar. Seperti biasa, aku melakukan hobiku, menggambar di sela waktu senggangku. Tetapi, sejenak terlintas di benakku ide cemerlang yang mungkin bisa membuat Vivi senang. Aku akan menggambar sketsa dirinya dan aku di saat senang.

PS: belom selesai. keadaan beda sama yang sekarang, dulu pernah ke taman, tapi gak dlm keadaan bangkrut. nadia mirip bgt karakternya

Kau Menyadarkanku Akan Arti Sebuah Kehidupan

Kesunyian, kesepian, kesendirian adalah semua hal yang perah kualami. Aku tak ingin menyalahkan diriku sendiri karena sifatku yang tertutup ini. Aku Claire, seorang gadis yang sedang beranjak dewasa. Aku memang mempunyai kebiasaan yang sedikit aneh menurut teman-temanku. Aku lebih suka menceritakan apa yang kurasakan di buku jurnalku dibanding menceritakannya dengan orang lain yang belum tentu bisa mengerti apa yang kurasakan.

Ayahku memang seorang pengusaha sebuah perusahaan yang besar, tetapi aku tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapapun karena takut orang lain menganggapku sombong. Aku terkadang heran dengan anggapan orang-orang yang mengira bahwa kehidupanku adalah kehidupan yang sempurna, penuh dengan kemewahan dan serba ada. Padahal, sesungguhnya, aku yang menjalani kehidupan ini merasa biasa saja. Malah aku merasakan kebebasanku telah terkekang oleh keadaan tersebut.

Banyak temanku yang mengatakan bahwa aku memiliki sifat yang sangat tertutup dan sedikit sulit bersosialisasi bersama mereka. Tetapi bagiku, itu adalah jati diriku yang tak bisa diusik oleh orang lain sedikitpun. Aku tak peduli apa yang orang lain katakan tentang diriku.

Terkadang hal tersebut manjadi masalah baru bagiku. Takjarang aku terjerat masalah yang rumit karenanya. Tetapi, aku masih memiliki seorang sahabat yang selalu setia menemaniku disaat senang maupun sedih. Dia adalah Vivi, orang yang terbaik yang pernah kutemui kupikir. Hanya Vivi yang mengetahui lika-liku kehidupanku. Dia adalah sahabat yang bisa kupercaya. Tak ada satupun rahasiaku yang pernah kuceritakan padanya diketahui orang lain. Kamipun bersekolah di sekolah yang sama.

Kehidupanku dan Vivi berjalan semestinya remaja yang beranjak dewasa. Sering kami habiskan waktu bersenang-senang berdua. Tetapi, Vivi sedikit berbeda dariku. Ia memiliki kehidupan yang bebas, tak terkekang oleh keadaan keluarga. Dan sifatnyapun terbuka dan bisa menerima siapa saja. Kelebihan Vivi kadang membuatku iri. Tetapi walau dicoba beberapa kalipun, aku tidak akan bisa menyaingi Vivi.

Sekolahku bukanlah sekedar tempat untuk menuntut ilmu bagiku, tetapi juga tempat dimana aku bisa melatih keberanian diriku.

Kehidupan di sekolah berjalan biasa saja sampai timbulah saat yang sulit bagiku. di akhir semester pertama, Vivi menceritakan padaku satu masalah yang sedang keluarganya hadapi.

“Claire, apakah yang bisa kamu lakukan apabila kamu dam keluargamu terjerat dua masalah yang rumit dalam satu waktu?” Tanya Vivi.

Akupun menjawab “Ada apa, Vi? Tidak biasanya kamu menanyakan hal seperti itu padaku. Mungkin aku akan melakukan semua yang aku bisa untuk menyelesaikan masalah tersebut.” “Setidaknya aku mencoba tidak terbawa beban oleh masalah itu.” Aku berusaha untuk menenangkan Vivi dengan perkataanku.

“Claire, aku sangat sedih. Saham perusahaan milik ayahku bangkrut. Dan ayahku, tentunya keluargaku rugi karenanya. Dan sekarang, ayah sedikit keberatan menanggung biaya sekolahku.” Ucap Vivi dengan nada lirih. “sepertinya tak lama lagi aku akan pindah sekolah karenanya.”

Akupun merasa iba dengan apa yang menimpa Vivi. Aku, selaku sahabatnya turut merasakan apa yang ia derita. Di dalam pikiranku, aku bertanya, “apa yang seharusnya aku perbuat untuk Vivi? Apakah aku bisa melakukan sesuatu untuk membalas budi baiknya selama ini padaku?” Disamping itu aku merasa sangat lemah. Aku selalu ditolong Vivi apabila kesusahan. Kini, saat Vivi sedang terbelit masalah, malah aku tidak tahu apa yang sebaiknya kuperbuat.

“Vivi, aku berjanji akan membantumu menghadapi cobaan ini. Sabarlah, temanku. Aku yakin kau bisa menghadapinya dengan tegar!” bisikku padanya.

Pulang sekolah, aku memninta supirku mengantar aku dan Vivi pergi ke suatu tempat. Aku ingin sekali menghiburnya. Aku membawanya ke suatu taman tempat kami bermain dulu. Aku membawanya kesana agar Vivi bisa melupakan sejenak keluh kesahnya.

Di taman, aku dan Vivi pun hanya duduk-duduk saja di bangku dibawah sebuah pohon besar. Seperti biasa, aku melakukan hobiku, menggambar di sela waktu senggangku. Tetapi, sejenak terlintas di benakku ide cemerlang yang mungkin bisa membuat Vivi senang. Aku akan menggambar sketsa dirinya dan aku di saat senang.

PS: belom selesai. keadaan beda sama yang sekarang, dulu pernah ke taman, tapi gak dlm keadaan bangkrut. nadia mirip bgt karakternya

Rabu, 10 November 2010

Antara Bencong dan Anya

Kemarin udah beberapa hari gue ketemu bencong. pas pulang, pas di jalanan, dan yang paling parah pas gue lagi ada di resepsi kawinan sodara gue. semua gue lalui bersama BENCONG.

pas pulang sekolah, situasi damai-damai aja sampe pada akhirnya angkot yang gue sama temen-emen gue naikin keluar dari terminal senen. begitu gak jauh jalan keluar dari terminal Senen, ada empat bencong naik angkot yang sama kayak gue sama temen-temen gue.

kesan pertama gue ngeliat tuh bencong sih "Najis, Amit, nauzubillah deh!" terus ada satu bencong yang duduk di samping gue pas. tapi yang paling ngeselin tuh bencong ngerokok. udah gitu rokoknya diarahin deket banget sama gue. karena gue punya asthma, asthma gue jadi kambuh gitu aja pas gue deket tuh bencong. bayangin aja rokoknya dideketin pas di muka gue sama tuh bencong. MONYONG bgt tuh bencong!

abis itu kan biasa lah kalo anak-anak berisik ngomongin hal-hal yang terjadi di sekolah, eh, tiba-tiba bencongnya marah. pertamanya sih bencongnya cuma bilang "Ehem" tapi karena kita gakpada nyadar, jadi lanjutin rusuhnya. sampe akhirnya tuh bencong ngomel-ngomel bencongnya tuh jadi berantem sama temen gue yang namanya Anya. gini berantemnya:
bencong1 : "Berisik banget sih! bisa diem gak? ini kan Jakarta bukan kampung!"
Anya: "Eh, emangnya di Jakarta ada peraturan yang mengatakan bahwa gak boleh berisik ya?"
Bencong1: "Tapi tuh kalo ngomong gak usah pake SOUND(dibaca bener-bener sound) bisa gak sih!"
Anya: " Sound? kalo gak bisa bahasa Inggris tuh jangan sok!"
Bencong2: "kenapa ngomongnya gak sekalian pake toa aja? di rumah gue jualan toa tuh! haha"
Anya:"Eh, mana sinih toanya? mana? kasih gue sinih!"
Bencong2 : " udahlah bo jangan ribut! Lo berdua sama dia masih LAKUAN lo kok!"
Anya: "Brengsek lo! lo kira gue jablay apa!"

haha Anya dibilanggak laku, sama bencongpula dibandinginnya! coba kalo gue gak nyesek, pasti gue bilang "Lo sama Anya juga montokan Anya kali!"

terus yang paling jijik tuh pas bencongnya nyanyi "Cinta Satu Malam" sama "Keong Racun" pake gaya pula. gila tuh bencong pede bgt.

udah mana gitu bencongnya cerita-cerita dia pernah dibawa sama cowok kemana aja lagi. unyyyuh rasaya mau gue selepet tuh bencong ngoong sefrontal itu di depan anak SMP pula.

kemarin malemnya, sodara gue nikahan, pake prosesi batak. sumpah baru sekali nikahan dapet orang batak di keluarga gue. terus, tamu kehormatannya gak nyangka ternyata ada Aburizal Bakrie sama keluargannya. emang sih pertamanya jauh dari kesan BENCONG.

tapi sang bencong mulai muncul saat wisata kulinerku berlangsung. saking penuhnya orang dalam gedung Balai Prajurit, gue kepisah sama orang tua gue. dalam pikiran gue "mampus....mampus.....gak tau yang mana yang keluarga gue apa bukan kalo udah banyak orang gini.....!"

yaaaah karena keasyikkan makan, jadi lupa orang tua gue dimana. abis imanku tergoda dengan makanan yang ada disana. tapi tiba-tiba, pas gue lagi makan Beef Lgasagna, kesukaan gue, ada orang yang nabrak gue dari belakang. dia bilang "maaf ya dek, tante bengong!" tau gak siapa yang nabrak gue?

itulah sang bencong bercicit....... dia seenaknya nubruk gue dan bumbu makanan yang dia pegang juga kena kebaya gue. dalam hati gue cuma bisa nyebut "monyong....monyong...lo gak tau, bencong betapa gue tersiksa pake kebaya, dan sekarang lo nubruk gue dan ditambah sekarang warna kebaya yang pastel kena bumbu pasta jadi merah-merah gimana gitu. aaakkkkh menggangu acara seseorang nih bencong! siapa sih yang ngundang lo? ntar gue bilangin loh sama sodara gue lo malu-maluin gue"

terus udah gitu pas gue makan makanan yang namanya Sapi Guling, ada yang tiba-tiba deket gue ngomong gini "eh, enakan kalo dagingnya daging Anjing ya!" jleeeb sejenak gue membayangkan kalo yang gue telen itu daging anjing. sebenernya udah mau gue untahin th makanan, secepatnya gue nyari toilet, gue langsung kumur-kumur disana. gila, top banget. serasa pesta ama orang batak asli yang masih makan anjing

Jumat, 05 November 2010

binatang Terkutuk

akhir-akhir ini gak tau kenapa gue sering ngeliat binatang yang aneh-aneh. gak di sekolah, gak di rumah, tetep aja semuanya aneh.

di sekolah, saat istirahat, biasanya gue sama Iga dan Shinta ke Bang Iwan beli roti (kalo gue sih nyemek-nyemek rotinya), pas abis beli roti, bang iwan kehabisan uang kembalian 500an nya, jadi dibayar pake permen. kebetulan, Iga dapetnya permen Milkita.

abis itu kita ber tiga pergi ke kelas 94 buat nyantai-nyantai sambil menikmati makanan yang kami bawa, sekaligus GHIBAH. hmm, ghibah itu sudah menjadi makanan sehari-hari kami. ada aja yang kami ghibahin, mulai dari temen sendiri lah, guru lah, kebiasaan aneh keluarga lah, dan lain-lain sampai pada saat hari ini kami mengghibah tentang bungkus permen milkita!

jadi, gini ceritanya,
pas gue lagi bengong-benging mencari pemandangan indah (Alif) ke luar jendela kelas, Iga dengan polosnya menawarkan permen Milkita pemberian Bang Iwan tadi. karena gue lagi puasa, jadi gue gak ngambil permennya(padahal biasanya kalo dikasih milkita gak nolak). gue cuma bilang ke iga gue lagi puasa. tiba-tiba si Iga bilang,
Iga: "eeeeh liat deh gambar sapi di bungkusnya menggoda banget posenya!"
gue: "ngakak* emangnya lo kira apaan ga, kok sapi dibilang menggoda? (belom sempet liat bungkus yang Iga
        maksud)"
Iga: "nih liat! gambarnya kayak cover majalah playboy! (nyodorin bungkus ke gue)"
gue: "ngakak* sarap ini mah! menggoda covernya! (dalem pkiran gue ngebandingin gambar cover playboy
        sama gambar sapi lagi telungkup)"
Iga: "bener, kan gambarnya menggoda? kayak cover majalah playboy!"gue: "ngakak* Iya ga, mirip banget (padahal belom pernah liat majalah playboy kayak gimana). hmm,
        tepatnya kalo dibikin majalah, jadi cover majalah Play Cow!"
iga: "ngakak* majalah playboy versi sapi lo kira!"


kalo gak percaya, mungkin belum pernah merhatiin banget gambarnya, nih gue kasih:




ini sih bukan bungkus yang waktu itu, tapi ya beda-beda dikit lah..

terus, gue mau cerita tentang kura-kura gue,

this is my favorite pets!
kura-kura gue selalu gue ganti airnya dan sikat tempurungnya abis gue pulang sekolah. tepi, sebelum itu mereka kalo ngeliat gue dateng langsung kayak memberontak gitu. mungkin tau mau gue mandiin kali ya? tapi kok dimandiin malah lari, kan kalo orang digituin, disuruh mandi, main air bukannya malah seneng ya? kura-kura gue beda.

kadang, sampe nyipratin airnya ke gue. beruntung kalo masih bening airnya, gak bercampur sama feses mereka. kadang yang udah ada tainya dicipratin ke gue, kena muka pula. sebenernya gue kadang sebel sama sikap kura-kura yang kurang ajar sama majikannya itu.

nah, pas gue ganti airnya, mereka tuh malah sengaja manjat ke luar dari kolamnya yang gue miringin. sampe pernah kura-kuranya jatoh kepancal sampe kejedot ujung bak mandi.

kalo gue jadi kura-kuranya mungkin gue udah mikir
"monyong, gue jatoh lagi! tadi aja gue gak usah manjat-manjat."

terus pas lagi disikat, mulut kura-kura gue gak tau kenapa suka mangap-mangap sendiri, sampe kadang bulu sikat digigit sama kuar-kuranya. tapi, mugkin karena gak tau itu apa, dia lepehin lagi. lagian kayak kelaperan aja sampe ujung bulu sikat digigitin. apa kurang ya makanan yang biasa gue kasih? kalo kebanyakan kan juga jadi mubazir gak kemakan, malah bercampur tai kura-kuranya.

this is the picture of my beloved turtles:


Rabu, 03 November 2010

honey, oh my honey

hari ini parah banget, dan juga lucu banget. pertama, pas istirahat, gue ngeghibah sama Shinta dan Iga. tiba-tiba gue teringat akan mantan kepala sekolah yang dulu sempet menjabat di SMP 5 yang bernama pak sya (panggilan). jadi pas waktu gue ikut seminar oracle thinkquest di Binus, emang gue akui ruangan auditoriumnya dingin banget. tapi sedingin-dinginnya tuh ruangan orang yang wajar sih gak akan ngomong hal yang buat dia malu tentang itu, tapi abis seminar selesai, pas di jalan menuju lift, pak sya bilang sama pak herman gini,
"tadi ruangannya dingin banget ya, badan saya sampe linu-linu gara-gara tuh AC."

buseet dah gue gak pernah nyangka si Pak Sya bisa nomong begitu dengan suara yang nauzubillah kencengnya di depan guru dan murid SMP lain yang abis ngikutin seminarnya.

yang jadi pertanyaan gue gini
"kenapa si pak Sya gak coba keluar sebentar ya kalo emang ngerasa dingin banget seperti yang layaknya gue, tiwi dan evelyne lakukan saat kebelet pipis gara-gara kedinginan?"

yaah harap dimaklumi lah karena emang orangnya udah tua banget.

tapi si Shinta langsung ngakak ngedenger gue cerita gitu, sampe-same pas gue nemenin dia ke kantin pas udah lama ngomong tentang itu malah tiba-tiba Shinta bilang,
" gue jadi inget pak Sya, masa sih Vi dia bilang gitu?"
"suer gue gak bohong. pas pulang seminar tuh dia bilang gitu. sumpah aneh banget."
"gila katro amat pak Sya."

sumpah, sebenernya ini kejadiannya udah lama banget, tapi entah kenapa gue tiba-tiba inget dan punya hasrat buat menceritakannya dengan teman-teman baik saya. sekarang mungkin Iga dan Shinta udah tau sisi lain dari pak Sya. orangnya sederhana dan apa adanya banget. dan yang paling inti adalah JUJUR (mungkin terlalu jujur kali?)

terus, istirahat berikutnya, abis sholat, gue pergi beli es ke luar sama Feli, abis itu ketemu sama iga, eh, terus iga ngejak keluar lagi beli es. gue tadinya males ikut, tapi tiba-tiba ada yang narik gue, yaitu Mia. sumpah kalo udah ditarik Mia, gue gak bisa nahan. pas ditengah jalan pas banget di depan kelas 9-1 gue denger sesuatu,
" eh, eh, temennya Vita, temennya Vita!"
gue diem aja, tapi sekali lagi ada yang manggil,
" temennya Vita, temennya Vita!"

terus gue ngomong sama mia gini,
" Mi, tadi ada yang manggil lo, katanya temennya Vita, temennya Vita."
" hah? temennya Vita? temen lo kan banyak, bukan gue doang. aneh-aneh aja tuh orang. Woi nama gue Mia bukan temennya Vita!"
" gak tau tuh Mi. coba liat ke belakang ada yang manggil-manggil temennya Vita, temennya Vita!"

sumpah kayak apaan aja manggil yang gak tau namanya pakek tenenyya Vita segala.

terus, pas abis beli makanan+minuman, si Iga tiba-tiba manggil gue
" sayang....sayang....ayo kita balik sayang!"
"gila lo ga! haha (ngakak)"

tapi pas di depan kelas 91, gue ledekin Iga balik,
" Kamu selingkuh ya ternyata!"
"aku tidak selingkuh, sayang! aku bisa menjelaskannya HONEY!"
" HONEY?"

sumpah kaget banget.. iga ngomong kenceng pas di depan kelas 91, tepatnya kelas Alif, mantan gue. masalahnya waktu gue sama alif pacaran, gue pake kata-kata HONEY. kalo si Alif denger gimana ya? mati gue bisa-bisa.e juga ikutan ngomong HONEY lagi. suara gue juga kenceng pula. semoga aja Alif gak denger. bisa gak jadi ngasih kado gue nih ke dia kalo dia marah sama gue.

Selasa, 02 November 2010

promosi Vita?

haaaaaah gila gue stress.....belum sepenuhnya beres masalah gue dengan mantan gue, eeeh malah gue mau dicomblangin sama ade kelas yang waktu itu gak sengaja gue bilang
"ganteng ya..."

masalahnya, gue aja bingung sama perasaan gue sendiri, sejujurnya gue masih, sangat, sayang banget sama Alif, meski sekarang gue gak pernah dan kayaknya gak akan pernah bisa ngomong lagi sama dia.

tapi masalahnya, gara-gara gue cuma bilang "ganteng" doang, malah kok jadi gini ya? emang sih gue akuin kalo gue sukaaaa banget ngeliat mukanya dia, tapi cuma sekedar SUKA ngeliat mukanya bukan sayang.

dan karena itu temen sebangku gue jadi ngeledekin gue suka beneran sama dia. nah, sekarang bener-bener ada orang yang nyomblangin gue. mulai dari temen gue sendiri, sampe ade kelas temennya si ade kelas yang gue bilang ganteng itu.

dalam hati gue cuma bisa bilang "mampus gue" gue cuma bisa diem aja. meski gue udah ngantongin nomernya, gue gak akan sms dia.

nah yang buat gue kesel lagi, untuk yang ke 3xnya setelah gue putus sama alif ada yang nembak gue lagi. temen las gue waktu kelas 8, padahal dia udah punya pacar dan gue gak sengaja becandain dia pake gombal-gombalan ala CUCO. dan akhirnya kayaknya sih si ceweknya itu ngeliat ama ala cuco itu. padahal sumpaaah ya bahasanya tuh ngeledek abis. jauh banget dalam kesan KASMARAN. dan beda bgt sama bahasa pas gue nanggapin Alif waktu nembak gue dulu.

ya Allah, jangan ada lagi masalah kayak gini, gue gak mau jadi selingkuhan orang dan gue gak mau pacaran sama berondong....... T-T

test keperawanan?

weeeek frontal amat ya judulnya. tapi serius, guekaget banget pas denger mulai tahun ini siswi kalo lulus di test keperawanan. katanya sih bukan dengan cara visum, atau diliat selaput daranya, tapi dengan cara konseling sama psikeater. yaaa syukurlah kalo caranya kayak gitu, tapi yang gak bisa gue bayangin, masa gue nanti diinterview gini,
" kamu sudah pernah melakukan hubungan dengan lawan jenis?"
croooooot gue aja belum pernahngomongin masalah reproduksi sama ibu gue, kok ini malah diwajibkan sama psikeater ya?
sumpah pemerintah bikin botak. untungnya bukan dengan cara visum, kalo visum lebih gawat lagi. emangnya gue mau divisum dimana? idih ngangkang-ngangkang di depan dokter visum. najis dah.
yaa katanya sih ini baru wacana, belum jadi perda. semoga aja gak akan jadi perda karena bikin stress siswi tau. kalo dengan interview mah lumayan, tapi kalo visum?

gue denger dan baca sih sebagian selaput dara bisa aja robek karena hal selain seks termasuk kalo sering naik motor sama duduk ngangkang juga bisa robek katanya. nah, ini yang buat gue stress. sehari-hari gue sering naik motor, malah pasti naik motor. dan gak jarangjuga kan kalo di sekolah pas pelajaran olah raga ada senam lantai yang salah satu gerakannya itu split(kalo gak salah) pokoknya yang ngangkang- ngangkang itu lah. nah, itu juga katanya selaput dara bisa robek.

nah, kalo sengan cara visum, kalo seandainya (nauzubillah jangan sampe) selaput dara gue robek karena hal-hal sepele gimana? ntar malah gue diusir dari rumah lagi sama orangtua gue. najis dah gue kan belum pernahngelakuin hubungan sama lawan jenis. amiiit jangan sampe ada visum-visum gak jelas

dan yang bikin gue aneh masa di artikelnya gue baca juga ada test keperjakaan.
pas gue ngomong sama temen gue tentang ini, dia ketawa ngakak dan bilang,
" perjaka? hah? cowok emang apanya yang mau divisum? kalo interview sih mungkin. emangnya ada bekasnya apa kalo cowok abis berhubungan gt?"
gue juga heran kenapa ada test konyol beginian. katanya walau gak perawan atau perjaka lagi, seseorang masih bisa diterima di sekolah yang dipilih. tapi gila aja kalo seandainya ada deskriminasi kan kasian juga sang unperawan sama sang unperjakanya.

yaah katanya sih test ini udah mulai dilakuin dari murid SD yang mau masuk SMP (kecil-kecil diperiksa juga?), murid SMP ke SMA, murid SMP ke perguruan tinggi.

sedangkan gue liat sih di komentar-komentar berbagai blog banyak yang gak setuju tentanghal ini. yaa tergantung anda sih mau setuju atau tidak setujunya, tapi menurut gue, mending urusin urusan pemerintahan yang lain dulu deh daripada ngurusin keperjakaan dan keperawanan anak orang. masih banyak korupsi aja belagu. katanya wjib belajar 12 tahun, kok malah ada acara ginian segala, gosipnya sih di sebagian wilayah yang gak perawan gak boleh ngelanjutin sekolah meskipun selaput dara robek karena kecelakaan bukan karena hubungan seks.

maaf ya bikin entri yang tergolong porno mungkin? tapi menurut gue, ini patut dibicarakan biar para pelajar tau. ya tinggal berdoa aja biar kita bisa lolos test ini kalo bener diadain.. semoga sih jangan. abis gue geli masa harus divisum....iiiih amiit dikira gue pelacur apa!